SOLO – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Solo Anggrek Festival 2025 yang dinilai menjadi momentum penting kebangkitan dunia anggrek nasional. Hal tersebut disampaikan Direktur Buah dan Hortikultura, Dr. Liferdi Lukman, yang hadir mewakili Wakil Menteri Pertanian dalam pembukaan acara.
“Kami sangat mengapresiasi Solo Anggrek Festival 2025. Ini adalah sinyal kuat bahwa kebangkitan anggrek Indonesia sedang dimulai, terlebih saat ini asosiasi pencinta anggrek diisi oleh sosok-sosok kompeten, baik di pusat maupun daerah,” ujar Liferdi Lukman dalam sambutannya pada pembukaan Solo Anggrek Festival di Graha Wisata Niaga, Sabtu (19/7/2025).
Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan genetik anggrek nomor dua terbesar di dunia.
Potensi ini, menurutnya, bukan sekadar kebanggaan, tapi bisa menjadi kekuatan ekonomi baru yang berbasis pada pelestarian sumber daya hayati.
“Indonesia memiliki banyak spesies anggrek yang tidak dimiliki negara lain. Ini adalah aset besar yang jika dikelola dengan baik, akan menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu, kami mendorong para pelaku bisnis dan komunitas untuk aktif membangun ekosistem industri anggrek nasional,” lanjutnya.
Liferdi juga berharap para kolektor maupun pelaku usaha anggrek tidak ragu untuk menampilkan karya terbaiknya di ajang ini.
"Merujuk pada data ekspor, pada tahun 2023 Indonesia mengekspor anggrek sebanyak 7 ton dengan nilai 47.188 USD. Angka ini meningkat dua kali lipat pada 2024 menjadi 14 ton senilai 111.278 USD," jelasnya.
Liferdi menyebut peningkatan ini menunjukkan bahwa anggrek memiliki potensi pasar ekspor yang terus tumbuh.
“Kami melihat geliat bisnis anggrek mulai bergairah, bahkan beberapa pelaku sudah mulai aktif menciptakan varian-varian baru. Ini hal yang sangat positif dan perlu terus didukung,” ucap Liferdi.
Tak hanya nilai ekonomi, anggrek juga dinilai punya kekuatan sebagai nutrisi jiwa yang mampu menenangkan dan menyegarkan psikologis masyarakat, terutama di masa penuh tekanan seperti pandemi lalu.
“Saat pandemi, tanaman hias seperti anggrek justru berkembang pesat karena memberikan ketenangan. Ini menjadi bukti bahwa anggrek juga punya nilai sosial dan psikologis yang penting,” ungkapnya.
Bertepatan dengan agensa Solo Raya Great Sale, Liferdi mengusulkan agar Kota Surakarta dikukuhkan sebagai Kota Anggrek dan Solo Anggrek Festival bisa menjadi event tahunan berskala nasional.
“Kami yakin jika festival ini terus berlanjut, Kota Solo bisa menjadi pusat anggrek nasional bahkan internasional,” pungkasnya. (Medcent SGS2025)