Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan pentingnya Soloraya Great Sale (SGS) 2025 sebagai tonggak kebersamaan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan investasi di wilayah Jawa Tengah. Luthfi menyebut SGS 2025 ini akan menjadi role model kawasan ekonomi berbasis aglomerasi, tak hanya untuk Jawa Tengah, tapi juga untuk Indonesia.
“SGS ini jadi langkah kreatif yang harus didukung konsolidasi dan kolaborasi. Semangatnya adalah kebersamaan. Dan ini tes pertama, kita mulai di Soloraya,” ujar Luthfi pada rapat persiapan SGS 2025 bersama panitia, pemda, dan para stakeholder di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (26/5/2025).
Rencananya, Soloraya Great Sale 2025 akan berlangsung dari 1–31 Juli dengan tema “Satu Kawasan Berjuta Kesempatan Belanja, Wisata, dan Investasi.” Acara pembukaan sendiri akan dilaksanakan 29 Juni di area car free day (CFD) Solo, dan ditutup 2 Agustus 2025. Event ini akan melibatkan tujuh daerah di Soloraya, yakni Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri.
“Semua bupati dan wali kota di Solo Raya akan ambil bagian dalam great sale ini yang terpusat di Solo dan sekitarnya. Sasarannya untuk menggerakkan pariwisata, perdagangan, investasi, dan event,” terang Luthfi.
Ia menyampaikan, konsep aglomerasi ekonomi yang diterapkan di SGS akan menjadi terobosan di Jawa Tengah. Diharapkan, ini mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) serta membuka peluang bagi daerah lain.
“Setelah sukses di Soloraya, kita akan lanjutkan ke Semarang Raya, Pekalongan Raya, Pati Raya, Banyumas Raya, dan Kedu Raya. Semua ini untuk membangun kebersamaan demi penguatan investasi dan ekonomi,” lanjutnya.
Secara garis besar, Luthfi menekankan bahwa target utama SGS 2025 adalah mendorong perekonomian Jawa Tengah, meningkatkan investasi, merangsang konsumsi, serta memperkuat daya tarik wisata dan promosi daerah.
“Kalau ekonomi tidak tumbuh, tidak ada great sale. Prinsipnya, kita harus lihat situasi dan terus berinovasi untuk menggairahkan ekonomi,” katanya.
Luthfi juga meminta promosi SGS 2025 dilakukan secara masif sejak jauh-jauh hari. Ia ingin event ini tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tapi juga nasional dan internasional. “Harus diekspos lebih luas dan go internasional supaya makin banyak yang penasaran,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Panitia SGS 2025, Ferry S Indiarto, menyebut kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat yang sempat tertekan. SGS 2025 menjadi program strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah hingga 8%, meningkatkan kunjungan wisata, daya saing SDM dan produk lokal, serta memajukan tata kelola aglomerasi.
“Ini program pertama yang akan memicu lonjakan konsumsi dan menjadi jawaban atas dorongan Menko Perekonomian untuk menyelenggarakan event di berbagai daerah,” paparnya.
Menurut Ferry, SGS 2025 akan diramaikan oleh beragam aktivitas, antara lain Pesta Belanja dengan diskon hingga 80% di mall, ritel, pasar tradisional, UMKM, dan sentra industri kreatif; Pesta Wisata dengan bundling tiket transportasi, hotel, kuliner, dan oleh-oleh; serta Pesta Event yang menghadirkan lebih dari 100 acara di tujuh daerah. Tak ketinggalan, Pesta Investasi akan dikemas dalam beberapa kegiatan seperti Soloraya Trade Tourism and Investment Expo 2025 (STTIE 2025), Soloraya Investment Forum, Business Matching, dan Soloraya Investment Famtrip. Sementara Pesta Hadiah menjadi pelengkap bagi para pengunjung dan konsumen.
“Kami ingin tunjukkan potensi Soloraya secara utuh, dengan kolaborasi erat antara pimpinan daerah dan Gubernur Jawa Tengah. Harapannya, SGS 2025 bisa menjadi program nasional,” pungkas Ferry.